JAKARTA, SM– Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta Pusat. Dalam pertemuan tersebut, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir memberikan banyak masukan terkait masalah kebangsaan yang masih mendera bangsa Indonesia, mulai dari ekonomi hingga radikalisme dan terorisme.
“Hari ini kita bertemu dengan Pak Jokowi di Istana dan berbicara masalah aktual kebangsaan, mulai dari pentingnya kemandirian ekonomi sebagai syarat menuju bangsa yang berkemajuan hingga soal terorisme dan radikalisme,” jelas Haedar seperti dikutip laman resmi Muhammadiyah, Jumat (1/4).
Haedar menambahkan, Presiden Jokowi memiliki sikap dan pandangan yang sama dengan Muhammadiyah mengenai Indonesia yang harus mengedepankan politik kerja yang pada akhirnya akan membuat bangsa menjadi lebih produktif dan menyadari potensinya.
Mengenai masalah radikalisme dan terorisme, Haedar Nashir meminta kepada pemerintah untuk menangani masalah tersebut secara komprehensif, termasuk tidak menggunakan cara–cara yang dekonstruktif.
“Kita sepakat bahwa terorisme dan radikalisme merupakan musuh bersama, sehingga perlu tindakan, tetapi cara-cara dekonstruktif seharusnya tidak diperlukan, karena kita masih mempunyai potensi untuk melakukan cara damai,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, PP Muhammadiyah mengharap Presiden Jokowi bisa membuka dan member sambutan pada acara Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan di Kota Yogyakarta, bersamaan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2016.
Haedar menjelaskan, konferensi ini merupakan salah satu gagasan Muhammadiyah untuk program gerakan nasional Tanah Air. Gerakan ini selanjutnya bertujuan untuk menghimpun para elit strategis, pejabat, termasuk politisi dan kepala daerah yang memiliki track record dan terobosan yang membawa kemajuan serta inspirasi untuk Indonesia yang lebih dinamis.
“Presiden bersedia hadir membuka Konvensi Indonesia Berkemajuan sambil menandatangani berbagai prasasti Muhammadiyah termasuk Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang pertama di Indonesia,” terang Haedar. [FR]