Menhan Israel: Boikot Produk Arab

redaksi
3 Min Read

SUARAMASJID| Telaviv–Menteri pertahanan Israel mengatakan untuk memboikot bisnis Arab di daerah dimana masyarakat Arab turut serta dalam demonstrasi kekerasan terhadap pengakuan Presiden Donald Trump atas Yerusalem sebagai ibukota Israel pada Ahad (10/12) waktu setempat.

Avigdor Lieberman, yang memimpin partai nasionalis Yisrael Beiteinu, mengatakan bahwa orang-orang Arab Wadi Ara di Israel utara “bukan bagian dari kita” dan bahwa orang-orang Yahudi Israel seharusnya tidak lagi mengunjungi desa mereka dan membeli produk mereka. Ratusan orang Arab Israel memprotes Sabtu di sebuah jalan raya utama di Israel utara, di mana puluhan perusuh bertopeng melemparkan batu ke bus dan kendaraan polisi. Tiga orang Israel terluka dan beberapa kendaraan rusak.

“Orang-orang ini bukan milik negara Israel. Mereka tidak memiliki hubungan dengan negara ini, “Lieberman mengatakan kepada Radio Angkatan Darat Israel. “Selain itu, saya akan memanggil semua warga Israel – berhenti pergi ke toko mereka, berhenti membeli, berhenti mendapatkan layanan, hanya sebuah boikot terhadap Wadi Ara. Mereka perlu merasa bahwa mereka tidak diterima di sini. ”

Lieberman telah lama meminta Wadi Ara untuk dimasukkan dalam usulan pertukaran lahan dan penduduknya sebagai bagian dari kesepakatan damai masa depan dengan Palestina. Warga, seperti banyak minoritas Arab Israel, bersimpati dengan orang-orang Palestina di Tepi Barat dan sering secara terbuka mengidentifikasi mereka. Tapi mereka juga warga Israel yang sebagian besar menolak gagasan untuk menjadi bagian dari negara Palestina masa depan.

Kepala anggota parlemen Gabungan Arab Ayman Odeh berpendapat seruan Lieberman untuk memboikot orang-orang Arab mengingatkan pada rezim terburuk dalam sejarah. Sedangkan Menteri Keamanan Publik yang berasal dari Partai Likud yang berkuasa, Gilad Erdan, mengatakan bahwa rencana diplomatik Liebermaan tidak berlaku dan dia menolak gagasan untuk menyerahkan kedaulatan negara hanya karena mereka memiliki kewarganegaraan Arab.

Protes kekerasan tersebut merupakan bagian dari “kemarahan” Palestina yang terjadi setelah pengumuman Trump bahwa dia mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan berencana untuk memindahkan Kedutaan Besar AS di sana.

Protes dan demonstrasi berlangsung di belasan lokasi di Tepi Barat, Yerusalem timur dan Jalur Gaza, tanah yang ditangkap oleh Israel selama perang 1967 bahwa Palestina ingin menjadi bagian dari negara mereka di masa depan. [FR]

Sumber: AP

⇒ Kunjungi dan Dapatkan Berita Seputar Masjid dengan Cepat di ⇒ GOOGLE NEWS ⇐

Share This Article
Translate »