BELGIA – SM. Namanya Syarif Abdullah Alqadrie, usianya sekitar 60-tahunan. Dengan bahasa Indonesia yang fasih dan lancar, Syarif mengaku sudah bekerja sebagai pengurus Masjid Brussels, Belgia sejak tahun 1985. Namun sebelum ke Belgia, pria yang mengaku berasal dari Pontianak ini terlebih dahulu menimba ilmu di Arab Saudi selama 12 tahun.
Masjid Brussels letaknya sangat strategis, di pojokan Parc du Cinquantenaire – yang merupakan taman paling terkenal di Brussels, ibu kota Belgia yang juga daerah paling dikenal dikawasan Uni Eropa. Masjid ini berada di Pusat Kebudayaan Islam yang dekat kawasan elit European Quarter, yang merupakan kawasan markas pusat Uni Eropa. Masjid Agung Brussels sekaligus menjadi masjid tertua di kota itu.
Menurut Syarif, masjid ini memiliki peran yang cukup besar bagi perkembangan Islam di Belgia. Pada tahun 2014 ada sekitar 650 orang menjadi pemeluk agama Islam. Lalu dari Januari hingga Oktober 2015 sebanyak 525 orang menjadi mualaf. “Ada yang karena pernikahan, namun banyak pula berkat hubungan pertemanan dengan umat Muslim,” ujarnya.
Di Belgia sendiri saat ini ada sekitar 150 masjid termasuk Masjid Agung Brussels yang tergolong masjid terbesar dan termegah di Belgia. Masjid ini bisa menampung hingga lima ribu jamaah. Selain untuk beribadah, masjid ini juga menjadi tempat untuk belajar mengaji dan pendalaman agama Islam. Peran kaum Muslimin juga cukup terihat dalam menciptakan suasana damai karena jarang terdengar terjadi konflik SARA di negeri ini. “Bahkan sudah ada umat Muslim yang sukses menjadi politisi dan masuk pemerintahan,” kata Syarif.
Secara historis, masjid ini dulunya adalah sebuah bangunan museum yang kemudian dihibahkan menjadi masjid oleh mendiang Raja Baudouin pada 1967. Saat penyerahan masjid secara simbolis juga dihadiri Raja Arab Saudi Faisal yang ketika itu berkunjung ke Belgia.
Hubungan kedua tokoh negara itu terus terjalin hingga saat ini dalam pengelolaan dan pembiayaan operasional masjid. Selama ini Pemerintah Belgia bertanggung jawab atas gaji para Imam masjid sebesar 1.800 euro per bulan ditambah 800 euro sebagai tunjangan. Sedangkan Arab Saudi menggaji para pengurus masjid, termasuk dirinya. Jadi, bisa dibilang masjid ini juga menjadi simbol hubungan yang harmonis antara Barat dan Timur. [ach-viva].