SUARAMASJID| Bogor–Persatuan Islam (Persis) Kota Bogor menggelar kajian politik Islam di masjid Ijtihaad al Waalidain Bogor, Ahad (7/1/2018). Kajian tersebut adalah kegiatan rutin bulanan Persis Kota Bogor.
Wakil Sekretaris Umum PP Persis Ustaz Aay Muhammad Furqon yang menjadi salah satu narasumber mengatakan, meski sangat penting namun masalah Siyasah (politik) selama ini masih jarang dibahas dalam setiap majelis ilmu.
Ia mencontohkan soal pentingnya kekuasaan, bagaimana amar makruf nahi munkar lebih mudah dilakukan melalui kekuasaan.
“Kalau kita mau menutup tempat maksiat itu sampai demo teriak-teriak itu kadang sulit, tapi dengan kekuasaan tidak butuh waktu lama bisa langsung ditutup. Contoh apa yang dilakukan Anies-Sandi di Jakarta, selama ini para ulama dan umat Islam sudah lama menginginkan tempat maksiat ditutup, tapi lewat kekuasaan, cukup dengan tanda tangan sebentar saja, Alexis bisa ditutup,” jelas Ustaz Aay dengan logat Sundanya.
Oleh karena itu, ia mengimbau umat Islam khususnya keluarga besar Persis agar jangan buta terhadap politik. “Apalagi Persis punya andil besar dalam sejarah membangun negara. Mohammad Natsir tokoh pendiri NKRI itu mantan Ketua Umum Persis,” ungkapnya.
Ustaz Aay juga mengingatkan anggota Persis untuk senantiasa memperkuat persatuan dengan berbagai elemen umat Islam lainnya. “Saat aksi 411, 212, Aksi Bela Palestina kita selalu ikut bergabung. Bahkan saat 212 kita mengirim dua ribu anak-anak untuk menjadi petugas kebersihan. Sebelum 212 ada situasi yang dianggap mengkhawatirkan, tapi Persis maju terus karena ini masalah penghinaan terhadap agama. Semua harus bergerak bersama-sama,” tandasnya.
Selain Ustaz Aay, hadir pula narasumber lainnya yaitu MS Kaban mewakili pimpinan Dewan Dakwah Kota Bogor. Keduanya didampingi Ustaz Muhammad Nur Sukma dari GNPF Ulama Bogor selaku moderator. [FR]
Sumber: Suara-Islam