Prof KH Nasaruddin Umar: Membangun Kerukunan Berbasis Masjid Ikuti Ajaran Rasulullah

redaksi
3 Min Read

SUARA MASJID | Semarang–Masjid selain berfungsi sebagai tempat untuk menjalankan ibadah ritual juga dapat dioptimalkan untuk memberdayakan masyarakat, termasuk membangun kerukunan masyarakat lintas agama, suku, dan bangsa.

Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof KH Nasaruddin Umar mengatakan, Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya memberikan contoh kepada kita semua dalam memberdayakan masjid untuk kemaslahatan masyarakat lintas agama, suku bangsa dan sebagainya. Masjid juga untuk ibadah ritual seperti shalat, membaca Al-Qur’an, berdoa, dan sebagainya.

“Fungsi masjid sebagai sentral ibadah ritual hanya 20 persen saja, selebihnya atau 80 persen untuk ibadah memberdayakan masyarakat,” kata Prof Nasaruddin dalam Forum Kebhinekaan Pemuda Pertama 2023 (The 1st Youth Diversity Forum 2023).

Kegiatan ini diselenggarakan Center of Human Excellence and Diversive (CoHesive) atau wadah pergerakan baru sumber daya manusia (SDM) unggulan anak bangsa dalam mempertahankan NKRI menuju Indonesian jaya dan adidaya di Oak Tree Emerald Hotel Semarang, dilansir NUOnline, Kamis (7/9/2023).

Menurutnya, perilaku Rasulullah SAW dalam upaya membangun pondasi kerukunan bangsa bahkan dunia berbasis pada masjid masih sangat relevan untuk dijadikan contoh atau model oleh generasi sekarang.

Jika ini dilakukan lanjutnya, maka secara langsung akan mencegah penyalahgunaan masjid sebagai tempat untuk mengobarkan rasa kebencian, menumpahkan hawa nafsu, provokasi dan adu domba yang berpotensi merusak kerukunan umat.

Ditambahkan, agenda pemberdayaan masjid lain yang dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW di antaranya menjadikan masjid sebagai pusat konsolidasi umat, membangun pertahanan, komunikasi tokoh lintas agama, pengumuman penting, pusat data dan bisnis, penyelesaian masalah, dan sebagainya.

“Di masjid selalu menggema lafadz Allahu Akbar, ini lalu kesantuan yang menyejukkan jiwa, bukan lafadz nafsu untuk mengaduk-aduk emosi membangun permusuhan,” tegasnya.

Dikatakan, menjadikan masjid sebagai basis untuk membangun kerukunan di Indonesia dan ini telah dilakukan oleh sebagian besar masjid di Indonesia harus digelorakan terus, apalagi realitas penduduk Indonesia majemuk dan plural.

Founder CoHesive, Ahmad Arafat Aminullah mengatakan selain Prof Nasarudin dua tokoh nasional juga menyampaikan pidato kunci dalam kegiatan yang diikuti 500 kaum muda milenial. Mereka itu adalah H Jusuf Kalla (ketua Dewan Masjid Indonesia) dan Jenderal TNI Dudung Abddurachman (Kasad)

“Keberhasilan bangsa Indonesia dalam membangun kerukunan beragama perlu dipromosikan di tengah-tengah masyarakat internasional sebagai nilai tambah dan kearifan nasional bangsa Indonesia yang memiliki Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa,” ucapnya.

Apalagi sambungnya, negara Indonesia yang berpenduduk muslim terbesar di dunia berhasil membangun demokrasi, sehingga menjadi negara demokrasi terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan India.

“Fakta penting ini memposisikan Indonesia menjadi negara yang semakin berpengaruh di dunia sehingga dipercaya untuk memimpin Grup of Twenty (G20), Non Blok dan Asean,” pungkasnya. [fat]

⇒ Kunjungi dan Dapatkan Berita Seputar Masjid dengan Cepat di ⇒ GOOGLE NEWS ⇐

Share This Article
Translate »