BOGOR, SM– Perang generasi ke empat dimulai, perang yang tidak hanya menggunakan senjata canggih tetapi juga menggunakan media dalam bentuk perang informasi.
“Setiap hari kita berperang dalam berbagai isu, beradu opini dengan media mainstream. Hari ini misalnya soal LGBT, besok gender, lalu Syiah dan seterusnya,” ujar Dewan Syuro Jurnalis Islam Bersatu (JITU) Ustaz Toni Syarqi saat memberikan sambutan di sela-sela rapat kerja JITU di Megamendung Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/2).
Saat ini, media Islam masih kalah jauh dari media mainstream, meski demikian itu tidak mengecilkan semangat para jurnalisnya untuk berjuang di dunia informasi. “Kita punya Allah, kalau tidak ada Allah niscaya tidak mampu melawan kekuatan media mainstream,” ungkap Ustaz Toni.Karenanya ia berharap, jurnalis muslim sebagai barisan penjaga Islam di ranah media harus terus beregenerasi kedepannya.
Ketua Panitia Imam Suroso seperti dilansir suara-islam.com mengatakan, JITU punya tanggung jawab mendidik anggotanya untuk menghasilkan karya jurnalistik yang baik sebagai bagian dari pengabdian terhadap umat.
Menurutnya, tantangan dalam perang opini akan terus meningkat. “Karenanya perlu penguatan di internal organisasi dan adanya program kerja yang terukur untuk menghadapi kondisi itu,” ujarnya.
Imam berharap, acara ini bisa menyegarkan kembali visi antar elemen JITU, mulai dari anggota pengurus hingga dewan syuro. “Selain itu juga memaksimalkan kembali peran dan fungsi divisi-divisi JITU lewat aktualisasi program kerja,” jelasnya.
JITU mengadakan rapat kerja tahunan untuk melakukan evaluasi dan perbaikan kinerja kedepannya. Rapat kerja JITU tahun ini bertajuk “Aktualisasi Program Kerja Menuju Pengabdian Lebih Baik”. Para jurnalis yang mengikuti acara ini berasal dari berbagai media Islam, diantaranya Hidayatullah, Islampos, Suara Islam, Arrahmah, Voa-Islam, Al Hikmah, Kiblat, Panjimas, Salam Online dan lainnya.