[REVIEW] Hagia Sophia, Sejarah Panjang dari Gereja Menjadi Masjid di Turki

Hagia Sophia, selain memiliki arsitektur yang unik, bangunan Hagia Sophia turut menyimpan sejarah yang cukup panjang.

redaksi
6 Min Read

SUARA MASJID | Jakarta–Hagia Sophia adalah salah satu masjid sekaligus bangunan ikonik yang menjadi landmark paling populer di Istanbul, Turki. Selain memiliki arsitektur yang unik, bangunan Hagia Sophia turut menyimpan sejarah yang cukup panjang.

Bangunan Hagia Sophia awalnya didirikan sebagai gereja bagi umat Kristen, kemudian diubah menjadi masjid saat Kekhalifahan Utsmaniyah di tahun 1453 M. Akan tetapi, bangunan tersebut di tahun 1934 dijadikan museum.

Setelah sekian lama dijadikan sebagai museum, Hagia Sophia kembali menjadi sorotan dunia di tahun 2020 lalu. Hal ini disebabkan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengembalikan fungsi bangunan megah ini menjadi masjid.

Terjadinya berbagai perubahan tersebut menjadikan bangunan Hagia Sophia menyimpan sejarah panjang yang menarik untuk ditelusuri. Dirangkum dari buku Islam on The Spot dan detikTravel, berikut sejumlah fakta menarik Hagia Sophia di Turki yang dilansir Detik.com.

Fakta Menarik Masjid Hagia Sophia

1. Awalnya Dibangun Sebagai Gereja

Awalnya, bangunan Hagia Sophia merupakan gereja katedral agung bagi umat Kristen. Gereja itu dibangun pada abad ke-6 M, yakni sekitar tahun 532-537 M pada masa Kekaisaran Bizantium.  Kemudian bangunan tersebut menjadi Gereja Ortodoks Konstantinopel hingga masa Kekaisaran Ottoman pada tahun 1453 M.

2. Pernah Beberapa Kali Terbakar karena Konflik

Konflik yang beberapa kali terjadi di sekitar kawasan Hagia Sophia turut berimbas pada bangunan ikonik itu. Di tahun 404 M, terjadi perseteruan internal keluarga Kaisar Arkadios yang mengakibatkan kerusuhan massal di Konstantinopel.

Kerusuhan itu kian merambah pada terbakarnya Hagia Sophia hingga tak ada lagi yang tersisa dari bangunan tersebut. Kaisar Theodosius II kemudian berinisiatif untuk membangun kembali gereja tersebut di lokasi yang sama pada tahun 415 M. Gereja yang dibangun oleh arsitek Rinufus ini dikenal dengan nama “Magna Ecclesia” atau gereja besar.

Namun, terjadinya Revolusi Nika melawan Kaisar Justinian I pada tahun 532 M kembali membumihanguskan bangunan Hagia Sophia. Terbakarnya bangunan yang kedua kalinya ini menyebabkan kerusakan yang sangat parah.

Di era Kaisar Justinian I, gereja tersebut baru dibangun kembali dengan menunjuk arsitek Isidoros (Milet) dan Anthemius (Tralles). Pembangunan ketiga Hagia Sophia ini selesai dalam 5 tahun dan ibadah pertama digelar pada 27 Desember 537 M.

3. Diubah Menjadi Masjid pada Dinasti Ottoman

Pada masa Dinasti Ottoman, Hagia Sophia pertama kalinya diubah dari gereja menjadi masjid. Mehmed II dari Dinasti Ottoman pada masa itu merebut Konstantinopel dari Kekaisaran Bizantium pada tahun 1453 dan mengubah namanya menjadi Istanbul.

Dikisahkan dalam buku The Fall of Constantinople 1453 karya sejarawan Steven Runciman, Mehmed II kala itu memasuki Konstantinopel menjelang hari bergantinya malam sembari dikawal oleh Janissary Guards dan diikuti sejumlah menterinya.

Ketika memasuki Hagia Sophia, Mehmed II mencegah seorang pasukan yang hendak melakukan perusakan. Kemudian salah satu ulama yang mengikutinya naik ke atas mimbar lalu meneriakkan dua kalimat syahadat.

Sejak saat itu, Hagia Sophia dialihfungsikan menjadi masjid. Sejumlah ornamen mozaik khas Ortodoks Yunani ditutup dengan kaligrafi yang didesain oleh Kazasker Mustafa Izzet.

4. Mengalami Beberapa Kali Renovasi saat Digunakan Sebagai Masjid

Selama digunakan sebagai masjid, Hagia Sophia sempat mengalami beberapa kali renovasi. Awalnya dibangun sebuah menara kecil, lalu dibangun mihrab. Kemudian dilakukan penambahan dua lampu perak pada tiap sisi mihrab yang dilakukan oleh Kaisar Ottoman Kanuni Sultan Suleyman. Sebuah bulan sabit dari emas turut ditambahkan di atas kubahnya.

Terjadinya restorasi besar terjadi ketika diperintahkannya Sultan Abdul Mejid pada periode 1847-1849. Perbaikan tersebut dikerjakan oleh dua arsitek bersaudara, yaitu Gaspare dan Giuseppe Fossati. Mereka menguatkan kubah, meluruskan kolom-kolom bangunan, serta membersihkan mosaik-mosaik.

5. Pernah Difungsikan Sebagai Museum

Di tahun 1935, Presiden Turki pertama sekaligus pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk, mengubah fungsi bangunan Hagia Sophia sebagai museum. Museum Hagia Sophia kemudian menjadi salah satu destinasi wisata utama di Turki yang banyak dikunjungi oleh wisatawan dari mancanegara.

6. Ditetapkan Sebagai Situs Warisan Dunia

Hagia Sophia telah ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 1985 sebagai bagian dari wilayah bersejarah Istanbul. Bangunan ini dikatakan memiliki nilai sejarah yang tinggi.

Tak hanya itu, UNESCO turut mengatakan Hagia Sophia adalah mahakarya bidang arsitektur yang sangat unik sebagai perpaduan antara Kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Ottoman.

7. Presiden Erdogan Mengembalikan Hagia Sophia sebagai Masjid

Dikembalikannya Hagia Sophia menjadi masjid sebenarnya telah menjadi wacana sejak belasan tahun lalu dengan adanya petisi pada parlemen Turki. Akan tetapi, baru di tahun 2020, pengadilan tinggi administrasi Turki menyatakan pembatalan keputusan kabinet 1934 yang mengubah situs tersebut menjadi museum.

Selang beberapa jam setelah ditetapkannya keputusan itu, Presiden Recep Tayyip Erdogan menandatangani keputusan yang menyerahkan Hagia Sophia kepada Kepresidenan Urusan Agama Turki. Meskipun telah kembali menjadi masjid, umat non-Muslim tetap boleh mengunjungi Hagia Sophia.

Itulah 7 fakta menarik Hagia Sophia, bangunan ikonik di Turki yang sempat mengalami beberapa kali perubahan dari gereja menjadi masjid. [fa]

⇒ Kunjungi dan Dapatkan Berita Seputar Masjid dengan Cepat di ⇒ GOOGLE NEWS ⇐

Share This Article
Translate »