LOMBOK, SM–Lombok dikenal sebagai Negeri Seribu Masjid. Bahkan masjid merupakan destinasi wisata yang akan diandalkan di Lombok tepatnya di Mandalika Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai langkah untuk pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Adalah Masjid Raya Mandalika yang akan menjadi tempat wisata religi di kawasan Lombok. Saat ini, renovasi masjid tersbut hampir komplit, mendekati 100 persen. Tanggal 22 April 2016 nanti rencananya sudah diserahterimakan oleh konsultan PT PT Bita Aegis, yang mengerjakan desain masjid tersebut, untuk ditindaklanjuti ke level berikutnya.
Ini satu langkah, setelah Ketua Pokja Percepatan 10 Top Destinasi, Hiramsyah Sambudhy Thaib menyampaikan beberapa quick win Mandalika di seminar dalam rangkaian Festival Pesona Tambora 2016, di Lombok 18 Maret 2016 lalu. “Saat ini telah dilakukan pekerjaan pengukuran, dan dalam tahap penunjukan kontraktor pekerjaan pemasangan pagar beton di lokasi masjid,” sebut Taufan Rahmadi, Anggota Tim Pokja 10 Top Destinasi seperti dikutip pikira-rakyat.com (9/4).
Konsultan PT PT Bita Aegis itu, menurut Taufan, menghibahkan karya rancangan konsep desain masjid ke ITDC –Indonesia Tourism Development Corporation—Mandalika, yang mengelola KEK Pariwisata seluas 1.035 hektare itu. Pagar beton masjid akan dibuat berbatasan langsung dengan warga masyarakat, yang paling dekat dengan penduduk, agar terjadi interaksi positif antara warga-KEK.
“Begitu 22 April selesai, langsung masuk ke tahap penunjukan konsultan detail engineering design (DED) masjid, yang akan melengkapi Lombok sebagai “Negeri Sejuta Masjid” itu.
Menpar Arief Yahya terus memantau perkembangan KEK Mandalika, yang sudah dibebaskan lahannya sejak tahun 1987 itu. Lombok yang sudah dikenal sebagai Halal Destination, Halal Tourism, Family & Moslem Friendly itu harus segera bergerak, bahkan lebih cepat. Karena promosi ke mancanegara dengan originasi halal akan terus digeber. Jika destinasi halal yang disiapkan tidak kunjung ‘siap’ akan menurunkan brand Lombok sebagai Halal Destination itu.
Perintah Menpar Arief Yahya sebenarnya sudah cukup jelas, terutama kepada daerah yang memiliki destinasi. Lombok itu kuat dengan masjid-masjidnya, bahkan ketika Menpar menyebut Negeri Seribu Masjid saja ada yang komplain. “Lebih pak! Lebih dari 1000! Karena itu, saya sering menggunakan istilah Negeri Sejuta Masjid. Poinnya adalah, banyak masjid bagus, besar, bersih, dan terawat di sepanjang jalan di Pulau Lombok. Ini kekuatan besar,” kata Arief yang ahli marketing ini.
Ini satu-satunya cara untuk menonjolkan keunikan masjid-masjid besar itu adalah dengan lighting. Pencahayaan masjid di malam hari, yang harus dibuat wow. Ini akan menjadi atraksi tersendiri. Orang akan banyak jalan malam-malam hanya untuk menikmati lampu-lampu masjid yang keren. Kira-kira kelasnya seperti Masjid Nabawi, Madinah, yang artistic dengan lampu sorot. “Jika masjid-masjid itu segera dipasang lampu yang bagus, ini akan menjadi satu-satunya di dunia. Bisa dipromosikan secara global,” ungkap Arief.
Menpar Arief Yahya juga senang jika Masjid Raya Mandalika itu segera direalisasi lebih cepat. Diikuti dengan infrastruktur yang lain yang bisa didahulukan, karena terlalu lama public menunggu actions Mandalika sebagai KEK Pariwisata. Sudah lebih dari 25 tahun “diam” berhenti tidak ada progress. “Presiden Joko Widodo juga berpesan ke kabinet kerja untuk mengutamakan pekerjaan infrastruktur, deregulasi dan SDM,” tegasnya.
Arief Yahya lagi-lagi mengingatkan, soal Kota Ampenan yang pernah dia minta sebagai kawasan café, restoran dan entertainment halal, di desain yang bagus, kelas menengah atas, dibuatkan jalur pedestrian buat berjalan kaki yang longgar, dan ada pusat souvenir khas Lombok. Biar benchmarkingnya mudah, lihat saja apa yang dilakukan Malaysia dengan Bukit Bintang. Di kota, tempat minum kopi, mencicipi teh, minuman segar lain, makanan, snack, bakar-bakaran bernuansa Arab, apa saja ada di situ. “Buka sampai jam 4 pagi, mengikuti ritme orang Arab, karena siang panas, mereka beraktivitas di malam hari, di malam hari,” kata Menpar Arief. [FR]